Wednesday, February 29, 2012

bab 3 studi kasus Harga diri rendah


BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A.    Pengkajian
1.   Identitas
Nama                                       : Tn. R
Umur                                       : 34 tahun
Diagnosa Medis                      : Gangguan afektif bipolari
No. RM                                   : 01 33 08
Tanggal Masuk RS                  : 04 Februari 2012
Ruang Rawat                          : Kutilang
Tanggal Pengkajian                 : 14 Februari 2012
Pekerjaan                                 : Pengangguran
Pendidikan terahir                   : SMP 
Alamat                                    : Malaber Rt 01/06 kec. Andir kota bandung
Suku Bangsa                           : Sunda/Indonesia
Penanggung Jawab :
Nama                                       : Tn D
Umur                                       : 43 tahun
Pekerjaan                                 : swasta
Hubungan dengan klien          : Adik kandung
Alamat                                    : Malaber Rt 01/06 kec. Andir kota bandung
2.   Alasan Masuk
Di rumah klien mengamuk, halusinasi lihat dan dengar terlihat mondar mandir, bicara sendiri, marah-marah dan suka merusak alat rumah tangga klien juga suka menyendiri dikamar, melamun. Pada saat dikaji tanggal 14 februari 2012, klien mengatakan dirinya tidak berguna, klien juga mengatakan kesal dengan ibunya karna tidak memenuhi keinginan klien untuk pindah rumah karna klien merasa malu dengan orang lain karena klien marasa orang yang tidak punya apa-apa, pendidikan hanya lulusan SMP dan tidak punya pekerjaan.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
 
·          Isolasi sosial
·         Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3.   Faktor Predisposisi
a.   Klien menderita gangguan jiwa sejak tahun 1997, klien pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa Cisarua – Cimahi tahun 1997, kemudian klien selalu berobat jalan secara teratur tetapi + 1 bulan klien menolak minum obat, pengobatan tidak berhasil kemudian klien dianjurkan untuk dirawat.
b.   Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual maupun tindaka kriminal
c.   Dalam anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
d.   Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien sempat minta pindah rumah tetapi tidak dihiraukan orang tuanya, karena klien merasa tidak betah tinggal dirumah yang lama dan malu dengan orang lain karna klien orang yang tidak punya dan berpendidikan rendah karenanya klien banyak menyediri dikamar.
Masalah Keperawatan    :
-    Gangguan konsep diri : harga diri rendah
-          Resiko tinggi perilaku kekerasan
-          Isolasi social
  1. Faktor Presipitasi
a.       Klien sering menyendiri dikamar dan jarang bersosialisasi dengan lingkungan.
  1. Persepsi dan harapan klien dan keluarga
a.       Persepsi klien atas masalahnya : klien merasa tidak berguna dan merasa malu dengan orang lain karena klien tidak bekerja dan tidak mempunyai apa-apa.
b.      Persepsi keluarga atas masalahnya : klien mengatakan keluarganya tidak peduli dengan keadaanya karena klien hanya penganguran.
c.       Harapan klien sehubungan dengan pemecahan masalah : klien berharap ingin cepat pulang dan ingin sembuh karena klien tidak betah di RSJ.
d.      Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah : keluarga berharap yang terbaik untuk kesembuhan klien.
  1. Mekanisme koping
Adaptif : saat klien sendirian, klien hanya duduk dtempat tidur dan sesekali mencari teman untuk berbincang-bincang, saat klien berbincang-bindang klien merasa senang.
  1. Pemeriksaan Fisik
a.       Tanda-tanda vital :
TD                                                            : 100/80 mmHg
N                                                              : 96 x/menit
R                                                               :23 x/menit
S                                                               :36,6OC
b.      Ukuran : TB 157 cm, BB 46 kg, berat badan turun semenjak masuk RSJ.
c.       Keluhan fisik : klien tidak mengeluh dengan badannya.
  1. Keluarga
a.   Genogram

 












     
Keterangan :                                                                                                                           
               : laki -laki


 
               : perempuan


 
                : klien
                : orang terdekat
                : serumah

Penjelasan :
Klien merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara, klien tinggal bersama kedua orang tuanya dan ke 3 orang kakaknya. Orang terdekat dengan klien adalah kakak laki-lakinya.
b. Pola pengambilan keputusan: saat klien ada masalah klien suka memukul kaca dan merusak alat-alat rumah tangga.
9. Psikososial
a.   Konsep Diri
1)   Citra tubuh
            Klien tidak mempermasalahkan struktur maupun bentuk tubuhnya. Klien menyatakan dari anggota tubuhnya tidak ada yang dianggap terlalu disukai ataupun tidak disukai.
2)      Identitias diri
Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan penampilannya sesuai dengan kodratnya
3)      Peran
Pada saat dikaji klien mengatakan anak ke-5 dari 5 bersaudara, klien sangat menyayangi ibunya. Dirumah sakit klien mengatakan sebagai pasien untuk menjalani program pengobatan, saat dikaji klien tampak gelisah dan terkadang menarik diri.
4)      Ideal diri
Klien berharap agar cepat pulang dan dapat pekerjaan.
5)      Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya merasa tidak berguna dan  merasa kurang beruntung dalam hidupnya sehingga klien sering menyendiri dan melamun dikamar.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
c.   Hubungan Sosial
      Orang yang berarti bagi klien adalah orang tuanya, klien mengatakan tidak efektif dalam kegiatan kelompok dalam masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien selalu  minder dan malu karena klien orang yang tidak punya dan berpendidikan rendah sehingga klien sering mengurung diri dikamar.
Masalah keperawatan     :  Isolasi sosial
d.      Spiritual
Klien bergama Islam, selama di rumah sebelum klien mengalami gangguan jiwa klien selalu melaksanakan ibadah shalat 5 waktu. Saat di RSJ klien rajin beribadah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
10.  Status Mental
a.       Penampilan
Pada saat dikaji penampilan klien rapi, rambut rapi, tidak kotor dan tidak berketombe.
Masalah keperawatan        : Tidak ada masalah
b.      Pembicaraan
Pada saat berkomunikasi klien menjawab dengan aktif dan bercerita tentang kehidupan klien dan sesuai dengan topik pembicaraan
Masalah keperawatan        : Tidak ada masalah
c.       Aktivitas Motorik
Pada saat dikaji klien tampak gelisah, klien sering menyendiri dan kadang-kadang mau berinteraksi dengan pasien lain.
 Masalah keperawatan       : Isolasi sosial
d.      Alam Perasaan
Pada saat dikaji klien terlihat gelisah karena ingin segera pulang ke rumahnya dan klien tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa dan klien selalu mengatakan dia sehat
Masalah keperawatan :  Resiko perilaku kekerasan
e.       Afek
Afek klien sesuai dengan rangsangan, klien terlihat putus asa ketika mengatakan ingin pulang
Masalah keperawatan        : Tidak ada masalah
f.       Interaksi Selama Wawancara
Pada saat berkomunikasi kontal mata aktif, klien kooperatif, klien menjawab dengan aktif dan cepat.
Masalah keperawatan          : Tidak ada masalah
g.      Persepsi
Klien mengatakan selama di rawat di rumah sakit jiwa Cisarua tidak pernah mendengar ataupun melihat yang sebenarnya tidak nyata.
Masalah keperawatan          :  Tidak ada masalah
h.      Proses Pikir
Pada saat dikaji klien berbicara sesuai topik pembicaraan dan menjawab dengan aktif dan cepat.
Masalah keperawatan        :  Tidak ada masalah
i.        Isi pikir
Pada saat dikaji tidak mengalami gangguan isi pikir
Masalah keperawatan          : Tidak ada masalah
j.        Tingkat Kesadaran
Klien dapat mengenali tempat, waktu dan orang disekitarnya.
Masalah keperawatan          :  Tidak ada masalah
k.      Memori
Pada saat dikaji klien dapat mengingat siapa yang membawanya ke rumah sakit.
Masalah keperawatan          :  Tidak ada masalah
l.        Tingkat Kosentrasi dan Berhitung
Klien mampu berkonsentrasi terhadap pertanyaan yang diajukan dan mampu menghitung jumlah 1-10
Masalah keperawatan          :  Tidak ada masalah
m.    Kemampuan Penilaian
Saat dikaji klien dapat mengambil keputusan sederhana contoh klien mau gosok gigi atau keramas.
Masalah keperawatan        :  Tidak ada masalah
n.      Daya Tilik Diri
Klien mengingkari bahwa dirinya sakit, klien mengatakan dirinya sehat
Masalah keperawatan          :  Penatalaksanaan regimen terapeutik inefekti


11. Kebutuhan Perencanaan Pulang
a.       Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi makan habis, jenis makanan nasi, sayur, laukpauk, klien dapat makan tanpa bantuan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
b.      BAB/BAK
Klien dapat BAB dan BAK sendiri di kamar mandi tanpa bantuan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
c.       Mandi
Klien mandi 1x/hari.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
d.      Berpakaian
Klien mampu berpakaian sendiri, klien tidak mau mengganti baju meskipun sudah kotor
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
e.       Istirahat dan Tidur
Pada saat dikaji klien mengatakan tidur nyanyak dan tidak pernah tidur siang
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
f.       Penggunaan Obat
Selama perawatan klien mendapat pengobatan secara teratur, obat diberikan oleh perawat dan harus di tunggu untuk memastikan obatnya diminum oleh klien
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
g.      Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan jika pasien sudah pulang klien akan selalu kontrol, minum obat secara teratur dan akan selalu memperhatikannya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
h.      Kegiatan di Dalam Rumah
      Klien mengatakan kegiatan di dalam rumah hanya berdiam diri di kamar
Masalah keperawatan : Isolasi sosial


i.        Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan bila sudah pulang ingin bekerja.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
12. Mekanisme Koping
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak pernah bercerita kepada orang lain apabila ada masalah
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
13.  Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain karena malu dirinya orang yang tidak punya
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
14.  Pengetahuan Klien Tentang Gangguan Jiwa
Klien tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami ganguan jiwa.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
  1. Aspek Medik
Diagnosa Medis : Ganguan afektif bipolari
Terapi Medis :
- Meferomat 500 mg  2x1 / hari
- Amitriphiline 25 mg 2x1/ hari
- Lodopin 2x1/ hari
- Trihexcyphenidil 2x1/ hari
- Trifluopheracine 2x1/ hari
  1. Masalah Keperawatan
a.       Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
b.      Kerusakan interaksi sosial : Isolasi sosial
c.       Regimen terapeutik inefektif
d.      Defisit perawatan diri  
e.       Resiko perilaku kekerasan



17.  Diagnosa keperawatan
a.       Ganguan konsep diri : Harga diri rendah
b.      Kerusakan interaksi sosial : isolasi sosial
c.       Resiko tinggi prilaku kekerasan
d.      Regimen terapeutik inefektif
18.  Analisa data

NO
DATA SENJANG
MASALAH
1.
Ds :
·     Klien mengatakan klien mengatakan dirinya tidak berguna, malu jika berhubungan dengan orang lain, karena tidak mempunyai apa-apa dan berpendidikan rendah.
Do :
·     Klien tampak sedih, melamun dan diam

Gangguan konsep diri : harga diri rendah
2.
Ds :
·     Klien mengatakan di rumah sering berdiam diri di kamar
Do :
·     Klien terlihat sering melamun dan menyendiri ditempat tidur

Isolasi sosial
3.
Ds :
·    Klien mengatakan klien suka merusak barang-barang di rumah, jika keinginananya tidak dipenuhi.
Do :
·     Klien sudah dirawat 2 kali di RSJP Cisarua dengan gejala yang sama, mengamuk, marah-marah, merusak barang-barang rumah tangga

Resiko tinggi prilaku kekerasan
4.
Ds :
·     Klien mengatakan klien mandi 1 kali sehari
·     Klien tidak mau mengganti pakaiannya
Do :
·    Pakaian klien tampak kotor

Defisit perawatan diri




19.  Rencana Tindakan Keperawatan
Nama mahasiswa        : Tanzeri gusali
NIM                            : 4003090024
 
Nama               : Tn R
No RM            : 013308
Ruang              : kutilang

NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
RASIONAL
TUJUAN
KRITERIA INTERVENSI
INTERVENSI
1
Ganguan konsep diri : harga diri rendah
Ds :
Klien mengatakan dirinya tidak berguna, malu dan minder terhadap orang lain
Do :
·      Klien tampak berdiam diri ditempat tidur dan jarang berinteraksi dengan orang lain.

TUM :
Klien berhubungan dengan orang lain secara optimal

TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Setelah 3 kali pertemuan klien mampu :  
a.        Mengidentifikasi kemapuan aspek  yang dimiliki.
b.        Menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c.        Memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
d.        Melatih kegiatan yang sudah dipilih.
e.         Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihkan
Sp. 1
1.        Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki
a.Diskusikan kemampuan positif yang dimiliki seperti kegiatan klien dirumah.
b. beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali pertemuan dengan penilaian negative.
2. nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini.
a. diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
b. bantu klien menyebutkan dan beri penguatan terhadap kemampuan klien
c. perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar  yang aktif
3. pilih kemampuan yang akan dilatihkan
a. diskusikan dengan klien beberapa aktifitas yang dapat dilakukan sehari-hari
b. bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat klien lakukan secara mandiri
c.  susun bersama klien aktivitas atau kegiatan sehari-hari.


Hubungan saling percaya merupakan dasar kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

·      Dukungan positif dapat meningkatkan harga diri klien

·      Mengidentifikasi hal-hal positif yang dimiliki klien
·      Pujian yang realistis tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan, hanya karena ingin mendapatkan pujian



TUK 2 :
Klien dapat memilih kegiatan kedua yang dapat dilakukan.

Sp. 2
a.     Evaluasi Sp. 1
b.    Pilih kemampuan yang kedua yang dapat dilakukan
c.     Latih kemampuan yang dilatih
d.    Masukkan dalam jadwal kegiatan klien







Sp. 3
a.     Evaluasi Sp 1 & 2
b.    Memilih kegiatan kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
c.     Masukkan dalam kegiatan klien
·      Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasarat untuk berubah
·      Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki dan memotivasi untuk tetap mempertahankan kegunaannya





20.  Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
DS : klien mengatakan dirinya tidak berguna, klien malu dengan orang lain
DO : klien tampak melamun, berdiam diri dan jarang berinteraksi dengan orang lain
Sp. 1 tgl 16 feb 2012 jam 13.00
1.      Mengidentifikasi  kemampuan positif yang dimiliki
a.mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki seperti kegiatan klien dirumah.
b. memberi pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali pertemuan dengan penilaian negative.
2. menilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini.
a. mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
b. membantu klien menyebutkan dan beri penguatan terhadap kemampuan klien
c. memperlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar  yang aktif
3. memiilih kemampuan yang akan dilatihkan
a. mendiskusikan dengan klien beberapa aktifitas yang dapat dilakukan sehari-hari
b. membantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat klien lakukan secara mandiri
c.  menyusun bersama klien aktivitas atau kegiatan sehari-hari.


S . klien mengatakan senang bisa ngobrol dengan perawat. Klien juga mengatakan punya kegiatan positif seperti olahraga dan menggambar.
O . klien terlihat senang, klien tampak tenang dan tampak terbuka menerima perawat
A . SP.1 klien mengatakan masih punya kegitan positif yang dimilki seperti berolah raga dan menggambar
P . lanjutkan SP.2 dan evaluasi Sp.1


Sp. 2 tgl 17 feb 2012 jam 13.00
e.   mengevaluasi Sp. 1
f.    memilih kemampuan yang kedua yang dapat dilakukan
g.   melatih kemampuan yang dilatih
h.   Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
S . klien mengatakan ingin bekerja dikonfeksi tetapi belum ada keahlian, klien mengatkan senang bisa ngobrol dengan perawat dan kemaren main badminton dan menggambar di ruang rehabilitasi
O . klien tampak senang dan tenang bersama perawat
A . evaluasi SP.1 . klien mau bermain badminton dan menggambar
P . lanjutkan SP 3, evaluasi Sp. 2

Sp. 3 lanjutan tgl 17 feb jam 14.00
d.   mengvaluasi Sp 1 & 2
e.   Memilih kegiatan kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
f.     Masukkan dalam kegiatan klien
S . klien mengatakan senang bisa berbincang-bincang dengan perawat, klien juga mengatkan mendapat motivasi dan menjadi semangat jika ingin melakukan kegiatan
O . klien tampak senang dan tenang
A . evaluasi SP.1,2.
P . lanjutkan intervensi




B.      Pembahasan


      Pada pembahasan ini penulis membahas tentang kesenjangan yang ditemukan antara teori dengan kasus yang penulis buat, pada pembahasan ini penulis menganalisa tentang hambatan yang ditemukan pada saat penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien.
Pada tahap pengkajian ditemukan adanya beberapa kesenjangan diantaranya pohon masalah. Pada pohon masalah penyebab utama dari masalah utama yang penulis buat pada kasus adalah Harga diri rendah, sedangkan pada teori adalah mekanisme koping keluarga yang tidak efektif. Hal ini disebabkan karena klien mengalami kekecewaan pada saat klien tidak jadi pindah rumah. Hal tersebut menyebabkan klien merasa minder dan malu terhadap orang lain. Dikarenakan dari penyebab masalah utama berbeda maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah Gangguan konsep diri : Harga diri rendah . Adapun hambatan yang penulis temukan pada saat melakukan pengkajian adalah penulis sulit untuk berkomunikasi dengan klien karena klien sering melamun dan kurang perhatian. Oleh karena itu penulis dalam mengatasinya melakukan kontak sering dan singkat.
Pada tahap perencanaan, rencana asuhan keperawatan pada Tn. R dimulai setelah data terkumpul yang didapat dari hasil pengkajian. Pada perencanaan tidak menemukan kesenjangan pada tujuan umum maupun tujuan khusus.
Pembahasan pada implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Tetapi dalam hal ini penulis mendapatkan hambatan pada tahap implementasi, penulis tidak bertemu dengan anggota keluarganya sehingga penulis tidak dapat memvalidasi data yang dikemukakan klien. Dalam mengatasinya penulis mencocokan dengan dokumentasi yang ada pada status dan dari perawatan di ruang Kutilang. Selain itu penulis tidak dapat melaksanakan perencanaan pada diagnosa keperawatan yang kedua dikarenakan keterbatasan waktu yang penulis miliki.
Pada tahap evaluasi penulis hanya dapat melaksanakan diagnosa keperawatan yang pertama saja. Hambatan yang penulis temukan pada saat evaluasi adalah penulis tidak mempunyai waktu yang lama untuk mengevaluasi karena perawat tidak mempunyai waktu yang lama.